Pada intinya, abjad dalam Bahasa Jepang baik Katakana maupun Hiragana terdiri atas dua buah huruf, yakni satu huruf konsonan dan satu huruf vokal a, i, u, e, dan o. Huruf vokal pada abjad Bahasa Jepang memiliki bunyi yang sama seperti bunyi huruf vokal dalam Bahasa Indonesia.
***
HURUF KONSONAN
Cara mengucapkan huruf konsonan atau huruf mati dalam Bahasa Jepang hampir sama seperti pada Bahasa Indonesia. Meskipun demikian, ada sedikit perbedaan cara baca huruf konsonan pada Bahasa Jepang dengan huruf konsonan pada Bahasa Indonesia. Berikut ini penjelasannya.
- Huruf dalam Bahasa Jepang yang berawalan G akan diucapkan seperti huruf G dalam Bahasa Indonesia bila terletak di awal kata.
Contohnya:
Gakkou dibaca Gakko yang berarti sekolah.
Geka dibaca Geka yang berarti operasi.
- Huruf G akan diucapkan seperti bunyi NG bila diletakkan di tengah atau akhir kata.
Contohnya:
Nagai dibaca Nangai yang berarti panjang.
Onegai dibaca Onengai yang berarti memohon.
Daigaku dibaca Daingaku yang berarti universitas.
- Huruf N juga dapat diucapkan seperti bunyi NG jika diletakkan di akhir kalimat.
Contohnya:
Jikan dibaca Jikang yang berarti waktu.
Kaban dibaca Kabang yang berarti Tas.
- Huruf N dapat dibunyikan seperti huruf M jika diikuti dengan huruf P atau B.
Contohnya:
Sanbyaku dibaca Sambyaku yang berarti tiga ratus.
Sanpo dibaca Sampo yang berarti jalan-jalan.
- Huruf R tidak diucapkan dengan suara yang jelas seperti R dalam bahasa Indonesia, tetapi diucapkan dengan lembut.
- Huruf S diucapkan seperti huruf S dalam Bahasa Indonesia, kecuali huruf し dan huruf シ yang diucapkah Shi.
- Dalam huruf Bahasa Jepang tidak ada huruf L, X, dan V.
- Huruf V pada kata serapan yang berasal dari kata asing diganti dengan huruf B.
Contohnya:
Video menjadi Bideo, Violin menjadi Baiorin. - Dalam bahasa Jepang, dingenal konsonan rangkap yang ditandai dengan huruf Tsu kecil (baik Hiragana maupun Katakana). Cara mengucapkan konsonan rangkap adalah berhenti sejenak lalu diteruskan kembali.
Contohnya:
Sepak bola = Sakka ; Tidak Hadir = Kesseki ; karcis = Kippu
***
HURUF VOKAL
Dalam bahasa Jepang huruf vokal atau huruf hidup U pada akhir kalimat terkadang tidak dibunyikan. Begitu juga dengan huruf I yang tidak dibunyikan dengan jelas.
Contohnya:
Desu menjadi Des(u), Deshita menjadi Desh(i)ta.
***
PENGUCAPAN VOKAL PENDEK DAN PANJANG
Kita mengenal beberapa bahasa yang artinya bisa dibedakan dengan mendengar panjang pendeknya sebuah pengucapan, seperti Bahasa Arab dan Cina. Dan bahasa Jepang termasuk di dalamnya. Bila ditulis dalam huruf katakana ditandai dengan penambahan huruf a, i, u, e dan o. Namun, bila ditulis dengan huruf romawi, biasanya ditandai dengan memberi garis di atas huruf tersebut.
Contohnya:
Contohnya:
Onyōmi, dibaca Onyoumi.
Mengingat beberapa arti kata dalam bahasa Jepang dibedakan berdasarkan panjang dan pendek huruf vokal, maka dalam penggunaannya harus berhati-hati agar tidak ada kesalahan arti, baik dalam penulisan maupun pengucapan.
Contohnya:
Ojiisan yang berarti Kakek dengan Ojisan yang berarti Paman. Yuuki yang berarti Berani dengan Yuki yang berarti Salju.
Mengingat beberapa arti kata dalam bahasa Jepang dibedakan berdasarkan panjang dan pendek huruf vokal, maka dalam penggunaannya harus berhati-hati agar tidak ada kesalahan arti, baik dalam penulisan maupun pengucapan.
Contohnya:
Ojiisan yang berarti Kakek dengan Ojisan yang berarti Paman. Yuuki yang berarti Berani dengan Yuki yang berarti Salju.
***
BAB 2 - CARA PENGUCAPAN, selesai. Silakan dicoba untuk mempelajari Bahasa Jepang yang sangat mudah ini. Semoga pelajaran hari ini bermanfaat untuk para pembaca.
Jaa, ganbatte ne! ^^
Jaa, ganbatte ne! ^^
0 komentar:
Posting Komentar