Monumen lagu Watarasebashi
[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]
Lagu Watarasebashi merupakan hit dan membuat Jembatan Watarase terkenal. Atas permintaan banyak fans Moritaka, pemerintah setempat tahun 2007 lalu membangun monumen yang memuat lirik lagunya. Walaupun kecil, tapi biaya pembangunannya 3.150.000 Yen atau sekitar 275 juta Rupiah!
Kalau kamu berdiri di depan monumen granit itu, kamu bisa melihat liriknya sekaligus pemandangan indah jembatan yang melintasi sungainya. Terlebih lagi, ada sensor infra merah yang akan memutar lagu originalnya jika dia mendeteksi keberadaan orang di situ. Sensor dan pemutar lagunya dipasang di tiang listrik dan hanya bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Jadi kalau kamu liburan ke Jepang dan berencana mencoba alatnya, jangan sampai ke sana di luar jam-jam tersebut!
Sistem menulis
Lirik lagunya, klik untuk memperbesar
Sekarang, kita akan menggunakan tulisan pada monumen tersebut untuk mengenal huruf Jepang dan sistem menulisnya. Tutorial ini akan menyertakan romaji yaitu bahasa Jepang yang ditulis dengan huruf latin, namun paling tidak kamu harus tahu gambaran umum tentang sistem menulis bahasa Jepang.
Arah menulis
Pada awalnya, bahasa Jepang ditulis secara vertikal yaitu dari atas ke bawah, dan kanan ke kiri. Sistem seperti ini disebut tategaki (縦書き) dan merupakan cara yang dipakai di monumen Watarasebashi tersebut (lihat gambar di atas).
Namun karena pengaruh dunia barat, pada era Meiji sistem menulis horizontal yang sama seperti pada bahasa Indonesia mulai digunakan. Sistem tulis mendatar ini disebutyokogaki (横書き). Contohnya adalah cover single Watarasebashi versi Moritaka Chisato di bawah ini:
Cara mengingat mana yang mana cukup gampang. Tategaki dimulai dengan huruf t, jadi dia yang tegak atau vertikal.
Karena pemerintah memberi kebebasan, saat ini keduanya masih sama-sama bisa ditemui. Pada teks di internet, kita akan menemui yokogaki karena sistem komputer pada umumnya tidak mendukung tampilan tulisan vertikal. Kaligrafi sebagai seni tradisional menggunakan cara yang tradisional juga yaitu tategaki. Pada manga, yang digunakan umumnya adalah tategaki. Media lainnya seperti buku, majalah, dan koran akan menggunakan pilihannya masing-masing.
Episode ini akan diakhiri dengan kuis. Klik gambarnya untuk membuka versi besarnya, tulis jawabannya yaitu tategaki, yokogaki, atau mungkin jawaban lain (atau bisa cukup dipikirkan saja), lalu blok daerah abu-abu untuk memunculkan jawaban benarnya. Hati-hati, tidak semuanya semudah yang kamu kira :D
Gambar | Jawaban |
Halaman Wikipedia bahasa Jepang tentang Abe Natsumi | Yokogaki, sebagaimana halaman Internet pada umumnya. |
Suatu situs bulletin board | Tategaki! Situs tersebut menggunakan trik-trik HTML tertentu agar bisa tampil seperti itu. Kalau tertarik, coba saja kunjungi dan lihat kode HTML-nya. |
Manga dari majalah Yahoo! Japan Februari 2005 | Ini manga tapi hampir semua tulisannya menggunakan yokogaki! Saya bisa menemukan 5 tategaki di situ, apa masih ada yang terlewat? |
Suatu halaman majalah Bungei Shunjuu Mei 2005 | Campuran, ada tategakinya, ada juga yokogakinya. |
Penjual makanan di festival | Ini yang paling susah. Walaupun terlihat seperti yokogaki, sebetulnya itu adalah tategaki yang tiap kolomnya hanya terdiri dari satu huruf! Urutan membaca yang benar adalah カステラ (kasutera, nama makanan), bukan ラテスカ. Sebetulnya bisa juga dianggap sebagai yokogaki yang ditulis dari kanan ke kiri. |
Berapa soal yang bisa kamu jawab dengan benar?
Di episode berikutnya kita akan melihat hiragana dan suara-suara yang ada di bahasa Jepang.
Sumber gambar luar: Wikipedia, encyclopedia idollica, Kofun moodys
0 komentar:
Posting Komentar